Pemilu Legislatif dan eksekutif sudah dekat hanya tinggal empat bulan lagi akan dilaksanakan diseluruh tanah air hingga pelosok. Sejumlah perwakilan dari serikat buruh FSPMI sudah siap untuk berkompetisi dalam mengikuti pesta demokrasi.
Bagaimana dengan buruh melalui wakilnya dan bagaimana kesiapannya dalam menghadapi ajang kompetisi pesta demokrasi? Saya yakin dengan berbagai macam persiapan yang telah dilakukan oleh DPP FSPMI dari Dewan Pimpinan Pusat, Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang dan bahkan sampai ke Pimpinan Unit Kerja sudah mempersiapkan dengan melalui berbagai macam agenda baik berupa pelatihan tingkat daerah maupun tingkat nasional.
Sebagai buruh yang mungkin anggotanya cukup besar dan sebagai pemangku kepentingan untuk mengusung perwakilannya dalam pemilihan legislatif 2014. Dengan berbagai macam agenda yang telah dilakukan dan dorongan hampir seluruh anggota yang ada di berbagai sektor antara lain sektor Logam, sektor Elektro, sektor AMK, dan sektor Aneka Industri.
Adapun calon legislatif yang ada antara lain Partai Amanah Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, PKPI, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan semua itu untuk tingkat DPRD Kab/Kota, DPRD Propinsi, DPR RI dan juga DPD RI. Selama ini kita tidak pernah terlibat dalam dunia politik secara langsung melainkan hanya sebagai pelaku kebijakan. Misal kita bayar pajak, menghadapi harga BBM, dan yang sekarang masih hangat adalah kebijakan Upah Minimum Kabupaten yang mana setiap kebijakan tidak menguntungkan bagi buruh bila kita bandingkan dengan upah buruh di luar negeri misal Jepang atau negara berkembang lainnya yang hingga saat ini ketinggalan jauh.
Namun baru kali ini buruh terjun terlibat langsung dalam pemilihan legislatif dan kita berharap semua suara buruh dapat bersatu untuk bisa mencapai cita-cita sesuai dengan tujuan hasil konggres FSPMI di Bandung. Dan hal ini merupakan sebuah keharusan instruksi organisasi untuk mendukung calon yang maju. Dengan berbagai macam kesiapan yang telah dilakukan sehingga tidak ada kemungkinan-kemungkinan yang terjadi misal tidak bisa lolos di Parlement yang mungkin dikarenakan tidak kompaknya dukungan suara yang diberikan oleh para buruh kepada calon buruh.
Tetapi kita harus yakin bahwa kita harus mampu untuk menempatkan wakil kita di Parlement, dengan harapan ada suatu wadah untuk menampung aspirasi buruh dan bahkan masyarakat bawah. Dan kita harus mengakui bahwa kekuatan buruh tidak bisa diremehkan karena tidak memiliki strategi politik yang handal. Dan telah berbagai macam program kami tawarkan sehingga buruh dan masyarakat bawah tertarik misal mengawal pelaksanakan BPJS per 1 Januari 2014 harus sudah terlaksana, memperjuangkan guru honorer dengan gaji UMK, Hostum, dan penghapusan Outsourching.
Buruh memang punya tanggungjawab yang besar terhadap kelangsungan hidup bangsa ini. Baik secara langsung maupun tidak langsung yang jelas bahwa perekonomian Indonesia ditopang oleh industri dan peran serta buruh. Maka dari itu suka tidak suka, mau tidak mau, kita harus terlibat langsung ke dalam dunia politik dengan harapan dapat mengusulkan, dan membuat kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat bawah dan buruh. Dan selama ini kita hanya bisa mengawal dan tidak bisa terlibat dalam membuat kebijakan, jadi kita disibukan dengan demo setiap hari demo jadi kita capai.
Semoga saja harapan kedepan yaitu tanggal 9 April 2014 merupakan tahun kemenangan buat buruh dalam dunia politik menduduki wakil di Parlemen baik tingkat kabupaten/kota, propinsi, pusat, dan Dewan Perwakilan Daerah. (Ar)
TRI WURYANTORO <triwuryantoro3@gmail.com> (caleg DPD Jawa Barat)