Oleh : Surya Tjandra
Direktur Trade Union Rights Centre
Go politik buruh bukan cuma untuk memasukkan calon legislatif dari buruh ke DPRD/DPR, memasukkan wakil dari kaumnya ke dalam kekuasaan semata. Gerakan buruh saat ini sudah menjadi kekuatan alternatif yang paling diharapkan, di luar dominasi elite yang sudah ada, guna mendesakkan agenda-agenda kerakyatan yang lebih meluas. Namun gerakan buruh juga tidak bisa sendirian. Ia sedang berada pada situasi kebutuhan mendesak untuk bekerja sama dan saling mendukung dengan sebanyak mungkin pihak: gerakan tani, kaum miskin perkotaan, aktivis masyarakat sipil, akademisi dan politisi progresif, melampaui dirinya dan isunya, memfokuskan diri pada agenda perubahan bersama.
Sebagai kekuatan alternatif, buruh tidak bisa melulu sekadar mengikuti agenda-agenda yang sudah disiapkan pihak elite, atau negosiasi dengan mereka yang sudah menjadi bagian dari elite tersebut. Untuk itulah buruh mulai melakukan upaya-upaya penyadaran pada anggotanya dan melakukan negosiasi-negosiasi yang dibutuhkan, karena di situ dan begitulah politik bekerja. Di situlah kenapa kita mulai \”go politik\”, dari pabrik ke publik, dengan membawa dan menawarkan agenda-agenda buruh dan rakyat kepada kekuasaan politik dan menjadikan politik kembali ke ruhnya yang asli: memastikan kesejahteraan rakyat semua.
Kita akan memasukkan kawan-kawan kita ke dalam kekuasaan agar mereka membuka pintu lebih besar lagi bagi kekuatan rakyat memasuki dan memberi pengaruh pada kekuasaan tersebut. Karena itulah kita tidak cuma bernegosiasi dengan mereka yang belum berkuasa, karena salah-salah itu hanya akan mengurangi marwah dan esensi perjuangan kita. Buruh akan berjuang melalui go politik, dan perjuangan tersebut akan dilakukan secara mandiri termasuk dalam hal keuangan. Kita akan membangun kekuatan alternatif, termasuk kalau memungkinkan di dalam bentuk partai politik, kita akan merancang model pembangunan negara kesejahteraan yang kita ingin penguasa laksanakan dan pasti akan kita wujudkan ketika kekuasaan berada di tangan kita.
Siapa dari kelompok di luar gerakan buruh yang juga dalam situasi kebutuhan mendesak? Kita akan buka pintu lebar-lebar untuk kawan-kawan tersebut, tetapi kita tidak bisa menunggu terlalu lama. Gerakan buruh akan memulai, pada saat sama mengajak yang memiliki kebutuhan mendesak sama, tapi kita tidak bisa menunggu terlalu lama. Pemilu legislatif 2014 akan menjadi titik pijak pertama sekaligus ujian bagi go politik gerakan buruh dan gerakan sosial pada umumnya dan harapan pada perubahan yang sesungguhnya ke depan.
Jakarta, April 2014