Apa yang ada dibenakmu, jika melihat seorang perempuan sedang menggendong anak sambil menyapu halaman rumah, atau memasak, atau sedang mencuci pakaian. Demikian pula, ketika melihat seorang perempuan menghabiskan waktunya di dalam rumah untuk menjahit pakaian, lalu setelah itu diserahkan ke tetangganya untuk dijual. Menurutmu apakah mereka bekerja? Atau hanyalah seorang perempuan menganggur dan sekadar mengisi waktu luang?
Untuk menjawabnya, maka silakan membaca buku yang ditulis oleh Ratna Saptari dan Brigitte Holzner Kerja, Perubahan dan Perubahan Sosial, buku yang sangat penting bagi kita yang ingin memahami definisi dan keragaman kerja perempuan yang tidak terbatas pada soal kerja-kera di ruang publik tetapi juga di ruang domestik, serta bagaimana keragaman kerja tersebut memengaruhi kehidupan perempuan.
Buku yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mengalir ini, membimbing pembaca untuk mengenal lebih dekat mengenai studi perempuan atau kajian gender secara interseksionalitas atau tidak tersekat oleh batasan-batasan disiplin tertentu. Pembaca diajak untuk “mencari bersama” konsep-konsep apa saja yang relevan dalam usaha memahami perempuan Indonesia dalam hal: peran, perilaku, pengalaman, pikiran, perasaan, dan sebagainya khususnya yang terikat dengan dimensi kerja perempuan.
Penulis buku ini, sudah lama menggeluti studi perempuan, baik dalam ranah akademis maupun praktis-kebijakan dan gerakan perempuan. Saptari adalah pendiri Kalyanamitra dan saat ini menjadi pengajar di Universitas Leiden, Belanda. Sedangkan Holzner, saat ini menjadi pengajar untuk studi gender, pembangunan dan perdamaian.
Baik Saptari maupun Holzner mempunyai pengalaman yang cukup kaya sebagai bagian dari perintis jejak langkah sebagai peneliti, Pusat Studi Wanita, dan NGO perempuan dalam pembangunan dan kajian perempuan dan gender di Indonesia. Latar belakang penulis membuat buku ini memiliki pisau analisis yang tajam dalam mengupas permasalahan perempuan dalam ruang-ruang patriarkis, baik dalam aspek keluarga maupun ruang publik.
Buku ini memiliki tiga kerangka konseptual utama, yaitu: ‘perempuan, kerja, dan perubahan sosial’. Namun mengingat bahwa isu perempuan sangat beraneka ragam, buku ini memiliki 10 bab pembahasan yang mengupas tentang masalah-masalah perempuan lainnya baik dalam aspek teori feminisme, ideologi gender, pembangunan dan kebijakan, organisasi dan partisipasi politik perempuan, serta konsep-konsep dalam perubahan sosial yang melekat pada perempuan seperti domestifikasi, eksploitasi, feminisasi kerja.
Masalah-masalah ini saling berkelindan dengan kontruksi yang terikat pada perempuan, yang sesungguhnya didasari oleh bias kultural atas ‘kerja reproduksi’ dan ‘kerja produksi’ perempuan. Hal ini membuat buku ini semakin komprehensif dan layak untuk ditujukan bagi siapa saja yang ingin membedah studi perempuan, dalam memahami konteks diskriminasi perempuan dalam kerja dan dinamika perempuan dalam perubahan sosial.
Mengutip salah satu bagian dalam buku ini, definisi tentang ‘kerja’ seringkali tidak hanya menyangkut apa yang dilakukan seseorang, tetapi juga menyangkut kondisi yang melatarbelakangi kerja tersebut, serta penilaian sosial yang diberikan terhadap pekerjaan tersebut. Dalam masyarakat kita sekarang, yang telah mengalami komersialisasi serta berorientasi pasar ini, kerap diadakan pembedaan yang ketat antara ‘kerja upahan’ dan ‘kerja bukan-upahan’ atau kerja yang tidak mendatangkan pendapatan. Kerja upahan dianggap tidak produktif. Pandangan demikian sebenarnya tidak lepas dari bias kultural yang ada dalam masyarakat kita.
Dalam situasi seperti ini, dapat dipahami mengapa kerja perempuan seringkali tidak tampak (invisible). Kecenderungannya keterlibatan perempuan kerap kali berada dalam pekerjaan yang tidak membawa upah atau tidak dilakukan di luar rumah, walaupun seringkali mendatangkan penghasilan. Maka buku ini berusaha untuk mengangkat dimensi kerja-kerja perempuan yang seringkali tak diakui ini, dengan membagi berbagai dikotomi untuk membedakan kerja perempuan yang ‘kentara’ dan ‘tidak kentara’, yaitu kerja produksi atau reproduksi, kerja domestik atau bukan-domestik dan kerja upahan dan bukan-upahan.
Salah satu hal yang menarik, pembahasan buku ini dibuka dengan narasi sebuah kisah kehidupan seorang buruh garmen perempuan, bernama Latifah. Betapa pilihan-pilihan hidup serta kondisi kerja yang dialami Latifah sangat ditentukan oleh berbagai faktor diluar kekuasaannya, serta kondisi kerja, cita-cita, dan keinginannya sangat dipengaruhi pada keperempuanannya. Bagaimana nilai-nilai tentang jenis kerja atau identitas buruh perempuan telah diciptakan dan dilestarikan. Narasi ini menjadi pengantar yang apik untuk mengawali pembahasan tentang definisi dan analisis “Hakikat Kerja Perempuan”.
Pembahasan bab ini juga sangat membantu pembaca dalam memperoleh batasan-batasan yang jelas tentang berbagai istilah yang banyak ditemui dalam studi perempuan, seperti marginalisasi, domestifikasi, pembagian kerja seksual, serta memberikan contoh konkrit tentang multidimensionalitas perempuan, khususnya yang berkaitan dengan kerja perempuan. Pembahasan konsep-konsep yang ada dalam dua bab pertama dalam buku ini, menjadi landasan untuk memudahkan kita dalam memahami konseptual lainnya yang diperlukan untuk membaca bab-bab selanjutnya.
Dalam konteks perburuhan, buku ini sangat tepat untuk membedah secara sosiologis akan dimensi kerja pada buruh perempuan, yang dimana memiliki dualitas peran yang penting dalam kehidupannya, yakni bekerja sebagai ibu rumah tangga (kerja reproduksi sosial) dan sebagai seorang buruh (kerja produksi). Bagaimana mereka harus berkontestasi dengan peran dan ruang sosialnya yang tumpah tindih dalam melangsungkan aktivitas melestarikan rumah tangga dan menopang kebutuhan ekonomi keluarga.
Buku ini menyadarkan kita bahwa dimensi tentang “Kerja dan Perempuan” tidak bisa dilepaskan dari konsep-konsep marginalisasi, domestifikasi, dan pengiburumahtanggan. Bahwa kerja reproduksi perempuan yang selama ini dianggap tidak menghasilkan sesuatu, seperti pengasuhan anak, pelayanan terhadap anggota rumah tangga, menjahit, mencuci, memasak, termasuk dalam ‘kerja’. Bagaimana ruang-ruang bagi perempuan ini dibentuk dan diciptakan oleh konteks kultural dan sejarah. Melalui buku ini, kita akan diajak untuk menyelami lebih dalam seluk beluk kehidupan kerja perempuan yang kerap kali terlupakan. (Evania Putri Rifyana)
_____________________
Judul buku | Perempuan, Kerja dan Perubahan Sosial (Sebuah Pengantar Studi Perempuan) |
Penulis | Ratna Saptari dan Brigitte Holzner |
Penerbit | Kalyanamitra |
Edisi | Edisi Pertama Cetak Ulang: Agustus 2016 |